Pengalaman Operasi Kecil Insisi Bintitan/ Hordeolum

Sebelumnya sekedar info, bintitan/hordeulum adalah penyakit pembengkakan di bagian kelopak mata baik yang atas maupun bawah yang terjadi karena adanya penyumbatan di saluran kelenjar mata/meibom akibat dari infeksi maupun debu/kotoran. Jadi kelenjar meibom tersumbat tidak bisa mengeluarkan minyak untuk rambut di kelopak mata. Biasanya disebabkan infeksi bakteri penyumbatan terjadi, disertai dengan nyeri tekan. Benjolan biasanya di tepi dekat kelopak mata. Bintitan dalam waktu 2 sampai 3 minggu akan sembuh sendiri tanpa terapi/penanganan.

Tapi kalau penyebabnya bukan infeksi bakteri dan terjadi karena adanya alergi / kotoran, yang tidak sakit dan tidak nyeri kalau disentuh , itu disebut kalazion. Kalazion biasanya berlangsung lebih lama, bisa sebulan bahkan berbulan bulan. Posisi benjolan kalazion itu tidak dekat dengan kelopak mata. Jika tidak bisa mengempis/ keluar cairan pembengkakannya dalam waktu lebih dari sebulan, biasanya dokter akan menyarankan dilakukan insisi/pembedahan kecil.

Cerita dimulai saat saya merasakan adanya benjolan di kelopak mata atas sebelah kiri. Itu terjadi pada tanggal 21 april 2018. 

Rasanya menganjal dan tidak enak di mata kiri, sebelumnya beberapa tahun yang lalu juga pernah bintitan jadi tidak terlalu memperhatikan, biasanya dibiarkan saja nanti mengempis sendiri.

Namun setelah beberapa hari benjolan tersebut masih tetap tidak ada pengempisan, lalu saya mulai mencoba mengompres dengan air hangat, bahkan yang ekstrim sampai kuolesi minyak tawon. Saya merasa tidak pede kalau menatap orang lain dengan penampilan seperti ini. Kata orang kalau timbilen/ bintitan itu berarti ada janji yang tidak ditepati. Waduh, saya mikir janji apa ya?. Padahal selama in selalu berusaha menepati setiap janji, hehe. Tapi dalam hati ya masih untung, karena biasanya kalau ada orang bintitan mesti dianggap suka ngintip orang mandi.

Setiap hari selalu melihat kaca , jadi makin tidak pede karena benjolan di mata jadi hitam, mungkin karena habis dikasih minyak tawon. Sebulan pun berlalu, saya browsing di internet tentang kalau mungkin ini bukan bintitan, bisa jadi ini kalazion. Kalazion biasanya terjadi akibat alergi, saya mengigat sebelum bintitan wajah saya merah merah karena habis makan ikan laut, terus 2 hari setelahnya saya bintitan. Wah, mulai berpikir ini bukan bintitan, mungkin ini kalazion.

Saya memutuskan untuk memeriksakan ini ke rumah sakit. Oke , tanggal 21 mei  2018 berangkat ke rumah sakit Semen Gresik mengambil nomer antrian menuju poli mata. Saya mengantri dengan kondisi kawatir, karena takut nanti dioperasi. Jangankan dioperasi, disuntik aja takut. Tapi ya mau gimana lagi, demi kesehatan ya saya beranikan diri.

Setelah dipanggil dokter, saya masuk tapi belum diperiksa masih ada seorang ibu berusia 40 an yang diperiksa dan mengalami hal yang serupa dengan saya. Dokter nya bilang ke ibu itu untuk diangkat bintitannya, si ibu bilang iya. Setelah itu saya mulai diperiksa, mata dibalik sama dokternya lalu dipencet pencet. Lalu dokternya mengantakan saya mengalami hordeulum/bintitan kecil, cuman ini tidak bisa keluar karena sudah mengeras. Jadi jalan satu satunya ya di insisi/operasi kecil.

Saya bingung mau apa tidak, karena saat periksa tidak pakai BPJS, takut kena biaya mahal. Tapi setelah saya tanya habisnya 600 ribu untuk operasi kecilnya, sudah daripada tambah lama tambah parah apalagi bulan depan nya kan lebaran gak enak juga kalau dilihat orang, akhirnya saya setuju untuk dioperasi kecil.

Saya langsung menuju kasir membayar biaya operasi 600 ribuan dan membeli obatnya 200 ribuan. Sebelumnya saat daftar ke poli mata sudah bayar 140 an ribu. Jadi kalau ditotal biaya semuanya sekitar 1 juta. Setelah membayar saya antri untuk operasinya, saat antri  saya liat ibu ibu tadi dioperasi lebih dulu. Mungkin kira kira 10 menit an selesai untuk operasinya. 

Giliran saya masuk untuk operasi kecil, saya disuruh tiduran, mata yang kanan ditutup lalu mata kiri yang mau dioperasi diberi semacam cairan bius atau apa saya kurang tau, rasanya lumayan perih sih. Kemudian disuruh merem, lalu disuntik kelopak matanya untuk bius lokal, rasanya nyenggg, clekitt wadoww. saya mulai banyak gerak, dokternya minta saya diam biar nanti tidak ganggu dokternya kerja. Dokternya bilang masih lebih kuat ibu ibu tadi yang dioperasi gak banyak tingkah, hehe jadi malu.

Setelah bius bekerja, kelopak mata mulai tidak merasakan sentuhan, mulailah itu kelopak mata saya dibalik pakai penjepit kelopak mata, ingat kayak mainan kelopak mata pas waktu kecil. Setelah dibalik, diiris kelopaknya lalu dikeluarkan cairan di dalam benjolan nya itu sampai bersih, setelah itu diberi cairan pembersih biar steril dan mata saya dibalik ketempat semula lalu ditutup perban, tanpa ada jahitannya di sobekan benjolannya. 

Dokter bilang karena saat itu saya puasa ramadan setelah buka puasa harus minum antibiotik sampai habis 3x sehari dan obat nyeri nya kalau nyeri. Saya juga diberi obat tetes mata 4x sehari. Disuruh juga buka perban nya keesokan hari, dan tidak boleh kena air dalam waktu 3 hari.

Ini gambar sebelum dioperasi mata

Ini setelah operasi, mata masih diperban biar steril. 

Sehari setelah perban dibuka, masih ada bekasnya. Mungkin karena dikasih minyak tawon dulu, jadi ada bekas hitam.

Setelah 3 minggu, saya nulis blog ini, bekasnya sudah tersamar tidak kelihatan lagi. Sudah normal seperti biasanya.

Jadi kedepannya harus lebih mengutamakan kebersihan mata biar tidak gampang kena bintitan. Kalau di jalan pake motor pakai helm biar tidak kena debu. Itu pengalaman saya, kalau pembaca punya pengalaman seputar bintitan/kalazion bisa share disini.